Kamis, 12 Januari 2017

Dalihan Natolu (Dasar Filsafat Batak)





Indonesia adalah salah satu anomali jagatraya. Sebuah negeri yang sangat sulit menggambarkanya, seperti kemustahilan jika dibandingkan dengan tempat-tempat lain di dunia. Keberagamannya sangat rumit,ia ibarat sebuah lukisan yang terbuat dari banyak warna dan corak, menyatu menjadi sebuah karya agung yang menakjubkan.
Salah satu dari "puzzle" kebinekaan indonesia adalah keberadaan suku-suku tradisional yang mendiami bukit-bukit dan lembah-lembah, pesisir pantai dan dataran-dataran yang membentang dari sabang hingga merauke.
Etnis Batak/Bataknese adalah satu diantara suku bangsa tersebut.
Nama Batak sendiri merupakan sebuah tema kolektif untuk mengidentifikasi beberapa etnis yang berdiam Pantai Barat dan Pantai Timur Sumatera Utara. 
Sejarah keberadaan ethnis Batak memang simpang siur, tetapi bukti-bukti bahwa peradaban Batak Kuno sudah eksist ribuan tahun lalu bisa ditelusuri dengan peninggalan-peninggalan berupa Sarkofagus, artefak dan situs-situs kuno lainnya.

Yang dikategorikan sebagai Batak adalah Toba, Karo, Pakpak, Simalungun, Angkola, dan Mandailing. 

Kebudayaan Batak kuno meliputi Aksara, Arsitektur, Sistem Kepercayaan, Sistem Sosial Kemasyarakatan dan ilmu pengetahuan tentang alam raya (astronomi dan zodiak).
Dalam kenyataan sehari-hari, masyarakat Batak mengidentifikasikan dirinya sebagai sebuah Bangsa/Bangso, yaitu Bangsa Batak, bukan sebuah suku. 
Dalam sistem kepercayaan, masyarakat Batak awal memiliki kepercayaan sendiri yang disebut Malim, tetapi saat ini sebagian besar telah menganut Agama Kristen Protestan, Katolik, dan Islam.
"Identitas Batak" mulai populer dalam sejarah Indonesia setelah didirikannya organisasi Jong Batak, yaitu tergabungnya pemuda dari Angkola, Mandailing, Karo, Toba, dan Simalungun pada tahun 1926. Mulai saat itu pemuda-pemuda Batak mulai melakukan eksodus ke kota-kota besar dan mengukuhkan eksistensi sebagai salah satu etnis yang berpengaruh.
Yang paling populer dari masyarakat Batak tradisional adalah sistem kekerabatan, yang terangkum dalam filsafat Dalihan Na Tolu. Sistem ini merefleksikan hubungan antara sesama masyarakat yang dianggap sebagai aturan baku demi tercapainya keadilan ditengah-tengah masyarakat.

1. Somba marhula-hula
Hula-hula dalam istilah adat adalah "Keluarga dari pihak Istri". Dalam budaya yang patrialistik, yang melakukan peminangan adalah pihak lelaki, sehingga perempuan tidak dibenarkan untuk meminang laki-laki. Apabila perempuan sering datang ke rumah laki-laki yang bukan saudaranya, disebut bagot tumandangi sige, (bagot adalah pohon penghasil nira (tuak),sumber tuak berada pada mayangnya, untuk sampai di mayang tersebut diperlukan tangga bambu yang disebut Sige. Sige dibawa oleh orang yang mau mengambil tuak (maragat). Dari peribahasa ini berarti bahwa bagot itu pasif, tidak bisa bergerak, yang bergerak menghampirinya adalah sige. Sehingga, perempuan yang mendatangi rumah laki-laki yang bukan kerabat/saudaranya dianggap menyalahi adat. 
Pihak perempuan dihormati karena bersedia melepas putrinya sebagai istri. Penghormatan itu tidak hanya diberikan pada orang tua istri, tetapi sampai kepada tingkatan opung dan seterusnya.
Hula-hula memiliki peran yang sangat besar dalam kehidupan setiap laki-laki, terutama dalam upacara Saurmatua ( upacara yang diberikan terhadap orang yang meninggal, dimana orang tersebut meninggal dalam keadaan semua anak dan boru-nya telah berkeluarga dan mempunyai keturunan).
Biasanya pihak keluarga yang meninggal akan memanggil satu-persatu dari keluarga hula-hulanya, antara lain : Bonaniari, Bonatulang, Tulangrorobot, Tulang, Tunggane. Memanggil disini berarti : pihak hula-hula akan melaksanakan masing masing acara adat yang telah ditetapkan, seperti manortor, memberi ulos, memberi kata-kata penguatan, dll.
Disebutkan, Naso somba marhula-hula, siraraon ma gadong na.. Gadong (ubi) dalam masyarakat Batak kuno dianggap salah satu makanan pengganti nasi, khususnya sebagai sarapan pagi atau bekal/makan selingan waktu kerja (tugo). Siraraon adalah kondisi ubi hampir busuk dan berair, rasanya hambar. Pernyataan itu mengandung makna, pihak yang tidak menghormati keluarga Istri dan Ibunya, nafkah/rejekinya akan terasa hambar.
Dalam adat Batak, pihak boru lah yang menghormati hula-hula. Di dalam satu wilayah, tanah adat selalu dikuasai oleh hula-hula, sehingga boru yang tinggal di kampung hula-hulanya akan kesulitan mencari nafkah apabila tidak menghormati hula-hulanya. Misalnya, tanah adat tidak akan diberikan untuk di olah boru yang tidak menghormati hula-hula (baca elek marboru).


2. Manat Mardongan Tubu.
Dongan tubu dalam adat Batak adalah kelompok masyarakat dalam satu rumpun marga. Rumpun marga Bangsa Batak mencapai ratusan marga induk. Silsilah marga-marga Batak hanya diisi oleh satu marga. Namun dalam perkembangannya, marga bisa memecah diri menurut peringkat yang dianggap perlu, walaupun dalam kegiatan adat ia akan menyatukan diri kembali. 
Misalnya: 
- Si Raja Guru Mangaloksa menjadi Hutabarat, Hutagalung, Panggabean, dan Hutatoruan (Tobing dan Hutapea). 
-Toga Sihombing menjadi Lumbantoruan, Silaban, Nababan dan Hutasoit.
dll..
Dongan Tubu dalam adat batak berperan sebagai pelaksana adat bagi tuan rumah yang disebut Suhut. Kalau marga Pakpahan mempunyai acara adat, yang menjadi pelaksana dalam adat adalah seluruh marga Pakpahan. 
Gambaran dongan tubu adalah sosok abang dan adik. Secara psikologis dalam kehidupan sehari-hari hubungan antara abang dan adik sangat erat. Namun satu saat hubungan itu akan renggang, bahkan dapat menimbulkan perkelahian. seperti umpama “Angka naso manat mardongan tubu, na tajom ma adopanna’. Ungkapan itu mengingatkan, Yang tidak bijaksana dalam "menghadapi" kakak-adik nya, maka ia akan menghadapi sesuatu yang tajam.. maksudnya adalah potensi keretakan dalam hubungan kekerabatan dongan tubu akan selalu ada, sehingga harus disikapi dengan bijaksana dalam bersikap dan memutuskan suatu perkara.
Dalam adat Batak, ada istilah Panombol atau Parhata yang menetapkan perwakilan suhut (tuan rumah) dalam adat yang dilaksanakan. Itulah sebabnya, untuk merencanakan suatu kegiatan adat (pesta pernikahan atau kematian) namardongan tubu selalu membicarakannya terlebih dahulu. Hal itu berguna untuk menghindarkan kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan adat. Umumnya, Panombol atau parhata diambil setingkat di bawah dan/atau setingkat di atas marga yang bersangkutan.


3. Elek Marboru
Boru secara sederhana adalah anak perempuan, secara luas ia berarti sebuah kelompok yaitu saudara perempuan kita dan keluarga suaminya, serta seluruh keluarga perempuan dari marga kita juga disebut boru. 
Misalnya, Gorga memiliki saudara perempuan, menikah dengan laki-laki dengan marga Tobing, maka keluarga Tobing adalah pihak yang jadi boru bagi Gorga. 
Istilah elek marboru. dalam bahasa Batak, kata Elek biasanya diartikan sebagai membujuk, elek marboru berarti kita harus menghargai dan menyayangi boru seakan-akan kita harus merayu-rayu dan membujuknya, membuat hatinya senang saking berharganya boru. Istilah boru dalam adat batak tidak memandang status, jabatan, kekayaan oleh sebab itu mungkin saja seorang pejabat tinggi, pengusaha atau pendeta harus sibuk jadi pelayan tamu dalam suatu pesta adat batak karena posisinya saat itu sebagai boru.
Pada hakikatnya setiap laki-laki dalam adat batak mempunyai 3 status yang berbeda pada tempat atau adat yg diselenggarakan, misalnya: waktu anak dari saudara perempuannya menikah maka posisinya sebagai Hula-hula, dan sebaliknya jika marga dari istrinya mengadakan pesta adat, maka posisinya sebagai boru, dan yang ketiga sebagai dongan tubu saat teman semarganya melakukan acara adat.

Kurang lebih itulah pengertian Dalihan Na Tolu secara sederhana.








Kamis, 22 Desember 2016

ATLANTIS (Intro)

Aku tidak pernah tau penyebab jutaan kekacauan di dunia ini, dan mungkin takkan pernah tau setiap kehancuran dimulai dari mana, tapi aku punya pilihan untuk hidup dan membuat alam lebih ramah untuk manusia dimasa-masa selanjutnya.


Apa yang akan kukatakan?, aku tau sedikit tentang masa mudanya yang elok, sebelum tiba masa kesudahannya yang sampai hari ini masih teka-teki.
Bangsa-bangsa dan suku-suku yang beribu-ribu jumlahnya, berdiam dalam pangkuan damai gunung yang menjulang tinggi, Ia begitu besar dan kokoh dan dikelilingi lembah-lembah kecil beserta sungai-sungainya yang mengalir tenang. Ophir, demikian leluhurku menyebutnya.
    Dalam diam nya, setiap bunga yang harum, setiap sinar matahari yang hangat, dan setiap tetes embun yang menyentuh daun-daun dan bilur-bilur tumbuhan, berkumandang pujian-pujian bagi keagungan Sang arsitek kehidupan. Dari tetes embun pertama hingga mengatupnya daun-daun putri malu, Ophir merayakan takdirnya. Bersamanya hidup binatang-binatang melata, pun dengan burung-burung yang beterbangan di atasnya melintasi cakrawala. Di dalam sungainya yang tenang, berkeriapan berbagai-bagai makhluk yang hidup, seluruh tempat itu dipenuhi tumbuh-tumbuhan yang berwarna-warni.
    Leluhur bangsa kami memberi nama kepada segala ternak mereka, kepada segala binatang hutan, menurut bentuk dan rupa mereka. Leluhurku bersajak tentang jajaran pegunungan dan pohon-pohonnya yang hijau, juga tentang madu dan susu yang cukup jumlahnya untuk anak-anak mereka.
Raja-raja di Ophir membangun pangkalan dan membuat kapal-kapal kayu yang besar dan kuat, yang akan dibawa berlayar ke utara, ke barat dan keseluruh wilayah orang-orang Sileban. Kapal-kapal itu datang dan pergi membawa kayu mahal, kemenyan, segala jenis kacang dan makanan-makanan terbaik; perhiasan, pakaian serta rempah-rempah yang harum.
    Jauh dan tersembunyi dari tatapan Ophir, dikesunyian dataran Sordam, berdiam sebuah bangsa yang terbuang dan tidak dikenal. Bangsa yang tiada henti menanti-nantikan kembalinya kota kebanggaan mereka, negeri indah yang dituturkan nenek moyang mereka selama ratusan tahun, secara turun-temurun. Kota yang megah, dengan pintu gerbang yang kokoh, yang dihuni oleh prajurit-prajurit pemberani. Kota yang damai dan dan luput dari segala jenis perang, tembok dan dindingnya terbuat dari batu pualam yang mengkilat.  Konon masyarakat disana hidup berkelimpahan selama puluhan generasi. Namun, seperti ramalan-ramalan dan nubuatan nenek moyang kami, bahwa kelak semua kehidupan akan berakhir, semua kawanan akan tercerai berai dan semua yang bernafas akan kehilangan induk. Nyatalah kepada kami sekarang, bahwa tanah leluhur kami begitu asing dan misterius bagi kami, anak-anak perjanjian darah dataran Sordam. Kisah ini telah diwariskan oleh para penutur terdahulu, jalan ke sana tidak akan dikenali, mata elang pun tidak melihatnya; Ia terlindung dari tatapan segala makhluk. 

Aku lahir dan besar disini, hidup bersama ibu bapaku.
Pada masa mudaku, aku telah menyaksikan banyak perang dan sengketa. Aku bertumbuh dengan menyaksikan sorak-sorai prajurit, sukacita panglima-panglima, dan ragam tarian penyambutan bagi tetua-tetua penghalau bala jahat yang sering mengancam kota kami. Bangsaku memang terkenal sebagai bangsa yang tidak bisa ditaklukkan.
    Pemimpin-pemimpin kami menggunakan taktik perang yang menakjubkan, senjata mereka terbuat dari besi dan tembaga terbaik. Mereka menunggangi kuda dengan gagah, membuat lawan takjub sekaligus gemetar. Kami terbiasa berburu ke padang dan gunung-gunung yang sunyi. Alam memberi kami segalanya, ia mendidik dan melatih kami hidup dan menyatu dengannya.
Ibu Bapa kami melahirkan pemuda-pemudi yang tangkas dan bijaksana bagi tanah ini, yang akan mewarisi tanggungjawab melindungi tanah perjanjian darah ini. Kelak pada waktunya, seperti nubuatan tua-tua, akan lahir seorang bayi laki-laki yang akan memimpin kami menuju kota kami yang hilang. Ia akan berbeda dengan kami semua, kelak ia akan menaklukkan musuhnya dengan ujung lidahnya. 
   Aku tidak pernah menyadari bahwa sesungguhnya ia telah disini, berdiam ditengah-tengah kami, begitu dekat. Masa kecilnya berbeda dengan kebanyakan anak seusianya, sesungguhnya aku telah bersamanya,tapi aku terlalu lama menyadarinya. 
Namanya Atlantis, anak dari ibuku. Ia dilahirkan dimasa panen. 
   Aku menyambut kehadirannya dengan sukacita, sebab ia begitu mempesona dan menyenangkan untuk dilihat. Ibuku gembira melihatnya, Ia selalu memandanginya dan kemudian tersenyum, sepanjang waktu. Ketika orang-orang ingin melihatnya, maka dengan senang hati aku akan mengenalkannya sebagai saudaraku kepada mereka. 
    Masa kecilku kulalui bersamanya dan melihatnya tumbuh begitu cepat. Kami menghabiskan waktu dengan bermain seperti dua anak rusa yang bermain bebas dipadang rumput. Kami berlari ke lembah Holbung, menyusuri tepi sungai Nagok sampai masuk ke hutan Longo di lereng gunung Ophir. Hutan yang sarat dengan pohon-pohon yang berbuah besar dan manis-manis, menjadi makanan kami untuk sehari. 
    Hari tidak akan berakhir sebelum kami menyaksikan terbenamnya matahari dari pucuk-pucuk pinus. Dari sana kami bisa melihat air terjun Gorath dengan jurangnya yang dalam dan menakutkan. Atle, adikku, akan memandanginya dengan sorot mata yang tajam, sesekali ia membuka kedua tangannya seolah-olah ia hendak memeluknya untuk mengungkapkan kekagumannya. 
    Tahun-tahun kehidupan berlari dengan cepat, Atle bertumbuh dan semakin menyenangkan. 
Ia menuturkan berbagai-bagai keindahan, kedamaian, keluhuran, dengan cerita dan perumpamaan yang menghindarkan kami dari kejinya perang jahanam. Jika kamu mendengarnya, jiwamu akan meninggalkanmu dan mengikutinya menuju ceruk terdalam yang tidak kamu bayangkan sebelumnya.      Aku semakin kagum kepadanya, aku percaya ia akan membawa kami memenangkan semua perang tanpa melukai. Ia berdiri sendiri dengan gada ditangan kanannya. Ia menyongsong para penggertak seperti seorang ayah yang menyongsong kedatangan anak kesayangannya yang pulang dari pelarian.
     Atle mempersenjatai dirinya dengan senjata yang tidak pernah berkarat, dan tidak akan kehabisan peluru; yaitu kebijaksanaan. Ia dianugerahi kebijaksanaan yang bersinar dengan terang dan tidak dapat menjadi pudar. Olehnya orang-orang memperoleh pengertian tentang hukum-hukum dan keadilan. Atle adalah orang yang bangun pagi-pagi untuk mencari kebijaksanaan dan menemukannya di depan pintu. Ia merenungkan kebijaksanaan itu setiap malam hingga ia mendapatkan pengertian sempurna.
    Waktu kami pun tiba, kami harus berdiri tegak, mengulurkan tangan dan mengucapkan selamat tinggal. Aku harus pergi ke utara dan menetap disana, sesuai tradisi leluhurku untuk memenuhi kewajiban perjanjian darah kami dengan raja-raja Ophir. Semua pemuda berusia 13 tahun harus meninggalkan Ibu Bapanya dan bergabung dengan pasukan kerajaan selama waktu yang tidak ditentukan, itu berarti kami harus bertahan disana selama dibutuhkan kerajaan. Perjanjian ini dibuat karena tanah tempat kami berdiam merupakan hadiah dari Raja Ophir yang telah melindungi tanah kami selama ratusan tahun.
    Atle mengantarku hingga pintu gerbang kota, Ia tersenyum tapi matanya berkaca-kaca. Meski ia tidak mengucapkan sepatah katapun, aku memahami bahasa itu. Aku akan kehilangan tahun-tahun berharga dengannya, bahkan aku tidak sadar bahwa kami sedang menggenapi  semua ramalan-ramalan itu tanpa kami sadari. "Bahwa Ia akan datang dari ketiadaan, tidak seorangpun mengenalinya, dan masa kecilnya dilupakan, tapi ia akan besar dan memimpin bangsa ini kembali ke kota leluhur"

.. 

Sabtu, 01 Agustus 2015

The Importance Of Being Idle

Besar karena perhatian
Gak peduli seberapa sering dimarahi, diomeli,dicaci maki
Tidak pernah cemberut dan melawan,
Selalu kembali jadi teman..


Tidak perlu yang istimewa,
Hanya jalan-jalan sederhana.
Makan lahap dengan yang ada.
Berhenti ketika merasa cukup.
Setia dan tidak berpura-pura..
Saat orang-orang tercinta pulang, gembira !!!
Anjing.

Sabtu, 25 Juli 2015

Rupa - Rupa 2D





2D berarti 2 Dimensi, hitam-putih -- (Manusia) 2D melihat dunia sebagai hitam dan putih, mereka  tidak memiliki ketertarikan kepada kemungkinan diluar kedua dimensi itu.
 2D juga merupakan analogi untuk orang dengan IQ dibawah 2 Digit, kemampuan analisis mereka rendah, dan sering disebut sebagai sumbu pendek.


Ciri-ciri sifat dan perilaku mereka :


- Menyalahkan dan mengkritik orang lain,gampang mengamuk, dan menakutkan bagi orang di sekitar.
- Secara emosional tidak stabil. Mereka selalu berfikir bahwa orang lain tidak peduli dan tidak mendengarkan mereka.
- Rasa sakit mereka adalah kesalahan dan tanggung jawab orang lain. 
- Merendahkan ketika orang lain tidak memenuhi standar ego mereka yang sangat tinggi.
- Tidak merasa bersalah atas kebohongan yang mereka katakan, percaya diri seolah-olah sedang bicara kebenaran. (Seiring waktu kemungkinan menjadi pembohong ulung)
- Fasih dengan banyak kata-kata yg baik tetapi tidak ada substansi alias dangkal.
- Bergantung pada mimikri, untuk meyakinkan orang lain bahwa ia baik. 
- Penuh kecurigaan,berprasangka yang mendalam (misalnya terhadap budaya dan  keyakinan orang)
- Menampilkan arogansi, merasa superior dan paling berhak serta merasa kebal hukum.
- Melancarkan serangan terhadap karakter pribadi, membatasi hak berbicara orang lain tapi agresif menyerang (standar ganda).
- Suka mengalihkan satu topik ke topik lain sehingga lawan tidak pernah punya obrolan yang tepat dan fokus.
- Menolak untuk lebih spesifik dan tidak pernah memberikan jawaban langsung.
- Memiliki kemampuan mengelak dan  lari dari substansi pembicaraan.
- Melemahkan dan menghancurkan siapa saja yang dianggap sebagai pengganggu dan langsung menjadikannya sebagai musuh dan ancaman potensial.
- Mahir menciptakan konflik.
- Suka meremehkan, merendahkan, dan mendiskreditkan siapa pun, lembaga apapun.
- Meracuni pikiran orang dengan memanipulasi persepsi masyarakat.
- Sombong, angkuh, sewenang-wenang, dan sok-tahu.
- Sering narsis dan suka mencari perhatian, merasa perlu untuk menggambarkan diri sebagai figur baik dan peduli.
- Suka melakukan intimidasi, agresi, dan tipu daya.
- Sering curang, suka mengklaim, ambigu, menyesatkan, dan palsu.
- Tidak mengerti semantik, salah tafsir dan gak paham satir. 
- Memaksakan realitas palsu pada orang lain.
- Sangat suka teori konspirasi dan hoax yang memutarbalikkan kebenaran.
- Memiliki nafsu serakah dan cinta diri secara berlebihan.
- Tidak mampu merespon gerakan positif,
- Melihat siapa saja yang berusaha untuk damai sebagai mangsa untuk dieksploitasi.
- Menggunakan kata-kata penghinaan, keras kepala, dan membenci orang yang lebih kompeten dari mereka.
- Menuduh, menggunakan gosip untuk menusuk, menyebar rumor untuk melemahkan dan mengisolasi.
- Ingin dipercaya tapi tidak mempercayai orang lain 
- Membungkus dirinya sendiri dalam komplotan rahasia, faksi, atau geng.
- Dendam, merasa puas saat memprovokasi orang, tapi cepat untuk mengklaim diprovokasi oleh orang lain ketika ditantang.
- Memiliki fokus jangka pendek dan sering tidak dapat berpikir atau merencanakan atau mengingat apa yang mereka katakan 24 jam yang lalu, tapi selalu mampu mengingat kesalahan orang bahkan 240 tahun yang lalu.
- Menggertak, mengancam, tetapi ketika ditantang secara spontan akan membuat alasan-alasan.
- Keterampilan komunikasi buruk, pergaulan sosial kaku. sering  menirukan ungkapan mode atau jargon terbaru.

Tujuan :
-Parade kekuatan, kontrol, dominasi dan penaklukan. 
-Kepentingan pribadi dan golongan, 

Jenis :
#2D Ekstrovert:
- Cenderung lantang  dan menikmati dirinya terkenal.
- Merasa karismatik karena mampu 'menyihir' banyak orang.
- Sangat antusias merusak kesenangan orang, mencari-cari kesalahan, mencemooh ide-ide dan saran orang lain.
- Sering menggunakan pujian palsu untuk membuat mereka kelihatan baik,
- Sering sarkastis, terutama dalam konteks di mana sarkasme tidak pantas dan kelihatan merendahkan.
- Bermuka dua dan tidak konsisten, sering mengesampingkan, mengabaikan atau menyangkal apa yang mereka katakan sebelumnya
- Cerewet dan obsesinya berlebihan,
- Melihat orang sebagai objek (sama dengan pemerkosa yang melihat target mereka sebagai obyek untuk kepuasan mereka)
- Sering menampilkan perilaku yang keliru, terutama dengan gerakan atau komentar yang membahas referensi seksual.
- Tidak menunjukkan penyesalan.
- Membentuk/bergabung dengan komunitas tertentu, terlihat sibuk tetapi tidak pernah mencapai/menghasilkan sesuatu secara signifikan.
- Ketidakmampuan atau keengganan untuk belajar dari pengalaman masa lalu.
- Eksploitatif, menjengkelkan, dan sangat oportunis.
- Suka menjadi pusat perhatian.
- Manipulatif : Overfriendly dengan target, terutama pada tahap awal 'hubungan'
- Menggunakan sanjungan dan kebohongan untuk menggaet/menjaga orang dalam 'lingkungannya'
- Menunjukkan kemarahan, terutama ketika ditantang.
- Berpura-pura menjadi korban saat dimintai pertanggungjawaban dengan mengklaim mereka sedang ditindas dan dilecehkan.
- Melakukan apa saja agar selalu berada dalam sorotan (Fokus hidup mereka adalah menjadi pusat perhatian)

#2D Introvert:

- Pendiam, paling berbahaya, cenderung untuk berada dibelakang layar dan merekrut orang lain untuk melakukan intimidasi baginya.
- Memiliki kebencian sosial, seperti kebencian terhadap etnis, agama, orang cacat, dll.
- Memiliki kebencian terhadap kelompok tertentu, seperti pengusaha, dokter, guru, politikus.
- Imajinatif tapi tidak memiliki keterampilan kreativitas dan inovasi.
- Amatir, tapi  merasa lebih baik dari orang lain, 
- Tak kenal ampun, cepat marah. 
- Memanipulasi dan mengontrol mindset orang melalui simpati.
- Upaya humor sering dangkal dan superfisial.
- Merasa tidak aman, melihat orang lain sebagai ancaman (paranoid)
- Argumen bergantung copas pada memo, email, portal yang tidak jelas, blog/website dongeng' (pihak ketiga) beserta strategi lain untuk menghindari kontak tatap muka.
- Tidak memiliki keterampilan mendengarkan, hanya kemampuan mengabaikan dan selalu mengesampingkan lawan; seperti berbicara dengan tembok.
- Menampilkan kepatuhan berlebihan pada prosedur dan aturan-aturan kaku. 
- Lebih suka untuk tidak memecahkan masalahnya sendiri sehingga dapat digunakan kembali untuk mendapatkan simpati dan perhatian.
- Mengeksploitasi penderitaan dan kesedihan orang lain sebagai kendaraan untuk mendapatkan perhatian
- Mengasihani diri sendiri.
- Mudah terprovokasi, Tidak menyadarinya saat melakukan hal yang sama.
- Menyajikan korban palsu saat mengecoh orang-orang.


WANNABEE
- Gila Hormat.
- Mindset : menipu orang.
- Mirip dengan pencari perhatian.
- Mengklaim diri seorang x karena : (1) dekat dengan x, (2) bekerja bersama x, dan (3) menyediakan layanan untuk  x, padahal tidak memiliki kemampuan dan kompetensi yang memenuhi syarat x.
- Tidak mampu/tidak mau menerapkan pengetahuan dan pengalaman, tapi mencurahkan waktu dan energi untuk meningkatkan keterampilan menipu, manipulasi, klaim palsu, melakukan penolakan dan proyeksi.
- Mengkritik,mengutuk,merugikan dan memiliki rasa iri dan kecemburuan terhadap orang yang mencapai sesuatu yang tidak bisa ia capai.
- Menentang setiap ide, saran, pendapat, dan kontribusi tetapi tidak memiliki konsep dan ide.
- Merasa superior dan paling ber-hak karena mereka melayani 'pemain' yang lebih tinggi.
- Mudah terprovokasi
- Mahir menulis ulang sejarah untuk menggambarkan diri yang paling kompeten, profesional dan sukses, terlepas dari beberapa saksi dan bukti yang bertentangan.
- Suka membandingkan dua objek dengan satu referensi (satu sudut pandang)
- Kebingungan ; ketidakmampuan untuk memahami apa yang diucapkan orang lain.

JONROEISTIK
- Menganggap diri ahli
- Menganggap diri majikan karena menghasilkan uang, status dll.
- Mengejar tujuan tanpa biaya
- Punya kelebihan dibidang fokus.
- Gila kontrol.
- Melindungi dan mempromosikan musuh masyarakat.
- Sering mengkhianati mereka yang sebelumnya disukai, terutama ketika orang tersebut mulai menunjukkan kemandirian berpikir dan bertindak, atau mengkhianati orang saat orang tsb menerima lebih banyak perhatian/menjadi lebih populer (tidak suka orang-orang di sekitarnya mendapatkan perhatian lebih dari yang ia dapatkan).
- Egois, dogmatis dan yang dipikirkan hanya untuk kepuasannya.
- Cenderung melampiaskan amarah dengan mengamuk ketika sesuatu tidak berjalan dengan baik atau tidak bisa mendapatkan yang ia inginkan dengan caranya.
- Cerdas tetapi tidak memiliki hikmat dan akal sehatnya tipis.
- Tidak bertanggung jawab atas perilakunya sendiri.
- Menyalahkan orang lain untuk kekurangan sendiri.
- Biasanya sangat rapi dalam beberapa hal (berpakaian, makan , dll)
- Terorganisir (perfeksionis)
- Memiliki ide-ide stereotip tentang gender (meskipun ini tidak dapat dinyatakan secara sadar)
- Suka membuat asumsi tentang pengalaman orang lain '
- Suka menyimpang dari aturan-aturan sosial.
- Menunjukkan beberapa gejala yang mirip dengan autisme (meskipun orang autis cenderung pemalu, introspektif dan tidak memiliki keterampilan manipulatif)
- Sering menempatkan pekerjaan atau bisnis di atas segalanya (termasuk mengorbankan hubungan dan keluarga)
- Suka dengan permainan kekuasaan, (misalnya meninggalkan ruangan ketika seseorang berbicara, atau pura-pura tidak mendengar dan terus-menerus meminta seseorang untuk mengulangi apa yang baru saja mereka katakan)
- Melihat orang sebagai objek (ini menunjukkan perilaku ingin mengendalikan orang lain)
- Menganggap diri superior dan di atas hukum / aturan / peraturan ( tapi berlaku untuk orang lain)
- Menggunakan denial sebagai mekanisme pertahanan.
- Sangat berhasil memanipulasi persepsi dan emosi masyarakat (menempatkan orang pada situasi terjebak, misalnya rasa bersalah dan kemarahan)
- Memiliki  lisan ekstrim dan dapat mengecoh siapa pun dalam konflik.
- Mendukung/menyanjung/menjilat orang-orang untuk kelangsungan hidup dengan membuat mereka merasa istimewa, dengan demikian orang2 tersebut merasa berkewajiban untuk membalas dengan dukungan dan perlindungan (orang-orang ini menjadi semakin rentan terhadap manipulasi lebih lanjut, kemudian terjebak sebagai pion dalam permainan pada level yang lebih tinggi)
- Kemungkinan dikelilingi oleh orang-orang yang 'merasa' menjadi sasaran kontrol, korban ketidak adilan, dll, sehingga mereka mulai menunjukkan perilaku gangguan disfungsional ; seperti cemberut, agresif, defensif, bermusuhan, pembalasan, kontraproduktif atau sektarian.
- Memiliki kelebihan mempengaruhi orang untuk menolak, mengingkari, dan melakukan serangan terhadap hal-hal yang telah dipersiapkan dibalik layar. 
- Menciptakan lingkungan 'hampa' di mana orang2 jadi tidak menyadari kebodohan dan absurditas fikir, sehingga terjadi penolakan mereka ketika disajikan realitas sesuai fakta-fakta.
- Terampil mengidentifikasi, merusak, mendiskreditkan, dan menghancurkan siapa saja yang yang mencoba untuk mengidentifikasi/mengungkapkan/mengekspos/ jati diri dibalik topengnya.
- Setiap saat membatasi tindakan dan hak orang lain sementara ia sangat agresif melindungi haknya.
- Mengejar dendam tak berujung terhadap siapa pun yang dirasakan sebagai ancaman 
- Mahir memanfaatkan dorongan naluriah setiap orang (menggunakan mereka) sebagai instrumen atau agen.
- Tidak memahami semantik, dan dengan demikian tidak dapat memahami metafora, hiperbola, ironi, satir.
- Suka mencari/menikmati dan bergantung pada  praktik-praktik ritual.
- Menunjukkan perilaku parasit,
- Nol empati, benar-benar tanpa hati nurani,
- Tanpa penyesalan dan rasa bersalah.
- Ingin menikmati manfaat dari hidup di dunia orang dewasa, tetapi tidak mampu dan tidak mau menerima tanggung jawab orang dewasa.
- Mampu mengatakan apa yang ingin didengarkan orang lain.
- Menyihir siapa saja yang memiliki kerentanan psikologis dan mental.
- Jonroeisme mendapat keuntungan dari memprovokasi/menciptakan konflik permusuhan dan saling menghancurkan berupa kepuasan melihat kesusahan orang lain, karena ini berhubungan dengan mental disease,selain itu Jonroeisme sering mendapat keuntungan materi yang membuatnya semakin obsesif dan kecanduan.



Aturan 2D :
a) Denial: Tukang menyangkal semuanya. 
Pelepasan tanggung jawab dan upaya untuk mengalihkan perhatian dengan menggunakan konsiliasi palsu. 

b) Anti-kritik dan suka menuduh-balik,
Berbohong, menipu, bermuka dua dan menyalahkan adalah keunggulan mereka.
Tujuannya adalah untuk menghindar dari menjawab pertanyaan (menghindari menerima tanggung jawab atas perilaku mereka)
Seringkali target tergoda (atau 'dipaksa') agar memberi penjelasan lain yang panjang untuk membuktikan bahwa dugaan itu hanya intimidasi palsu; pada saat penjelasan selesai, semua orang telah melupakan pertanyaan awal. Biasanya disampaikan dengan agresif berkedok ketegasan.

c) Pura-pura sebagai korban:
Kalau cara diatas tidak bisa dipakai, maka 2D akan berpura-pura menjadi korban penganiayaan dengan memanipulasi orang melalui emosi mereka; seperti mengasihani diri sendiri, berpura-pura "hancur", mengklaim mereka yang ditindas/dilecehkan, mengaku "sangat tersinggung" dan melodrama (untuk menggambarkan diri mereka sebagai pihak yang dirugikan dan target sebagai penjahatnya)

Kamis, 23 Juli 2015

Imagine Martabak

Seharian ini gue mematung didepan si Toserba, mikirin project khayalan.
Toserba itu leptop tua gue, yang dibeli tahun 2008.
Si Toserba udah tua, kupingnya rusak sebelah.
Selain itu dia udah gak ngerasa lagi kalo disentuh pelan, gak peka!.
Tapi gue gak berniat buat gantin dia, karena dia udah kaya pacar sirih gue.
Dari luar sih dia keliatan udah usang, tapi di dalem, dia menyimpan banyak banget apa yang dibutuhkan laki-laki dewasa..


Banyak pesan yang masuk ke medsos gue, ngucapin selamat hari selasa.
Yah.. baru sadar!! ternyata besok udah hari rabu yang artinya jumat tinggal tiga hari lagi!!
Senang campur cemas bergejolak didalam sanubari.
"gak lama lagi..."
Seminggu ini gue sangat berharap harga jeruk turun, berhubung bawang udah sangat mahal..
Beberapa pasar gue satronin buat nyari bumbu bikin martabak impian gue, 
"Martabak Jeruk di Hari Jumat"

Gw memilih hari Jumat karena Sabtu kuliah libur, dan gue gak memilih weekend karena gak mau mengganggu persiapan malam minggu temen-temen.
Martabak jeruk adalah salah satu kuliner yang bisa memanjakan para konsumen lontong, karena selain rasanya yang mirip kangkung rebus, teksturnya sangat lembut di kulit.
Eksperimen martabak udah gue jalanin selama besok Jumat, pengalaman gue memang udah tergolong banyak dalam bikin membikin, tapi belum ada yang se spesial kali ini.
Kesempatan gak datang tiap saat, pikir gue, jadi momentum ini harus bisa dimanfaatkan.

Gergaji dan sekop pasir udah gue siapin, plus kabel dan pukat harimau.
Gergaji bakal gue gunain untuk memotong kayu bakar, si kayu bakar akan gue pakai memanggang martabak.
Sekop pasir berguna untuk ngangkat martabak yang panas, karena sendok udah biasa, maka gue harus nyari trade mark gue sendiri.
Kabel gue siapin untuk nyedot aliran listrik warung buah, jaga-jaga kalau malamnya gue butuh jeruk, bisa langsung masuk gitu aja dan tinggal ngambil ke warung buah yang gelap, karena listriknya udah gue sedot terlebih dahulu.
Pukat harimau ini bakal gue gunain untuk menghalau nyamuk dari para konsumen yang lagi makan martabak, karena gue jualan di kuburan yang banyak nyamuknya.
Adapun harga tiap meter martabak *(sorry, martabaknya gak dijual per loyang) adalah gak tentu, menyesuaikan kondisi di tkp.
Kalau yang beli perempuan cakep gue bakal kasih diskon pisang ambon, kalau laki gue kasih air panas, kalau masyarakat sekitar gue jualan yang beli?? gw kaburrr..!
.
Menghayal adalah cara terbaik untuk menjadi kaya!!

Kamis, 16 Juli 2015

Spiderman mencari Semangka Pakistan


So gue udah 24 tahun hidup. Sekarang masa-masa terakhir gue ber-status pelajar.
Gue heran, maksud gue, gue gak heran, cuman agak bingung aja sama kehidupan gue dan lingkungan sekitar.
Kalo gue flasback lagi, semua hal dalam hidup gue terkesan biasa, alias tidak berkesan.
Gue emang cukup terkenal.. dalam keluarga gue!!!
Gue cukup tampan kalo lagi foto silvie sama remote tipi, dan terakhir, gue cukup kaya kalo lagi tanggal tiga dimana tanggal dua gue dapat kiriman dari ortu.

Nama gue Kamu, sering dipanggil mas, bro dan ses* (kalo lagi butuh uang receh buat bayar bakwan kang maman). Gue berkata tidak pada narkoba, tapi yes pada wanita!

Barangkali ini yang bikin gue dapat gelar kehormatan "Pemerhati dapur Pemudi".
Gelar itu berarti bahwa gue sangat fokus dan detil memperhatikan bagian-bagian khusus pada seorang pemudi. Gelar itu disematkan oleh gue ke diri gue sendiri.
Selain semua hal baik-baik diatas, prestasi gue yang cukup mulia adalah gue bisa tepuk pramuka.
Kelemahan gue hanya dua, gue bisa serius dan bisa tidak serius.

Cukup basa basinya, sekarang gue mau klarifikasi soal masa lampau gue yang berangsur-angsur cerah, kalo pake metode sejarah dan historiografi, urutan kisah hidup gue berawal dari masa yang cerah hingga saat ini pada masa-masa gak jelas, gue cuma bisa fokus pada hal-hal yang menonjol.

Pada mulanya gue cuma seorang bocah polos tak bercela dengan senyum menawan.
Disekujur bibir merah gue belum ditumbuhi apa-apa. Lalu gue mulai dikasih air tajin sebagai pengganti susu yang pada saat itu lagi mahal.
Kalo lagi beruntung, sekali-kali gue bisa dapetin susu murni, dari babi peliharaan tetangga gue yang lagi mengerami. Biasanya gue bakal berada dekat si induk babi pas anak-anaknya belum bangun. Dengan sedikit mengendap-endap (biar gak kedengeran sama si babi) gue mendekatkan monyong gue ke ujung keran si babi beranak, dan menyedotnya dengan perlahan.. slurrppphhh..
Inilah hasilnya sekarang, jadi lelaki tanggung kebanggaan orang tua.

Seluruh hidup gue, paling gak sampai saat ini gue habiskan untuk sekolah.
Selama puluhan tahun ini gue meraup banyak ilmu dan kemampuan dari meja sekolah, seperti dribling,pasing dan smash.
Semua itu berkat ajaran guru-guru jenius dan non jenius yang pernah mengajari gue.
Dari saat gue mulai mengenakan jersey putih-merah, sampai pada status siswa yang tertinggi, gue selalu berada digaris terdepan untuk mendengarkan petuah dan caci maki guru dan dosen.

Disinilah gue sekarang, iya, disini.. bersama angin,bersama hening, menunggu... sebuah letupan kecil dari rapatnya kedua paha gue memecahkan kesunyian ini.

Semarang, Deket SPBU.


Rabu, 15 Juli 2015

Pemuda dan Lontong Tenaga Dalam


Udah tanggal 28, kiriman belum datang..
Mau ngutang gak berani, yang kemaren belum dibayar. Mau minjem sama temen, kita temenan cuma sampai tanggal 27...
Ya ginilah gue, pemuda paling sering kelaparan tanpa sengaja, (karena kalau sengaja itu namanya puasa).
Ujung-ujungnya sih gue tinggal tidur aja kalau perut gue udah keroncongan, berharap gue makan enak didalam mimpi nanti.

Gue sedang tertidur,
 zzzz...
"Lek, ayo makan.."
zzzz...
"WOI LONTONG!! AYO MAKAN!!! GUE PUNYA REZEKIII!!!"
Gue bangun, di hadapan gue udah ada sesosok temen gue, Ipang.
Tanpa berlama-lama, gue langsung salto dari kasur.
"Lets go bro!"

Ipang temen gue, dari kecil udah gede, lahir di Lampung, dan suka ke Indomaret.
Banyak waktu yang gue habisin sama lelaki berperawakan Afhganistan-Haiti ini.
Dari semester satu gue udah bahu-membahu bersama dia menghadapi sengitnya gempuran para pemudi di Tembalang dan sekitarnya.
Dia termasuk orang pertama yang mengemukakan teori cipaganti, cium-pake-ganti.
Teori ini berlaku untuk merek-merek rokok yang lagi ngetren dikalangan mahasiswa tuna finansial seperti kami.
Gue belajar banyak dari beliau dalam hal menemukan celah dan kelemahan para pemudi yang menutup diri, agar  bersedia menandatangani dokumen penyerahan hati.

Seperti hari itu, Selasa kliwon, di akhir bulan September yang musim hujan.
Uang udah  mencapai limit Rp 0 , warteg dan burjo udah pada gak bersahabat, emosi jadi susah dikendalikan.
Untung ada Ipang, atau untung ada gue, biasanya seperti itu.
Lagi-lagi kami harus memeras otak buat menemukan sesuatu yang bisa dikonsumsi.
Kadang-kadang gue harus pura-pura jadi wartawan kuliner, seperti si maknyus yang di tipi-tipi. Modal sebuah handycam jadul, rompi dan sebuah topi sutradara, gue dan ipang pergi ke warung-warung.
Kami pura-pura baru pertama mengenal nasi, biar kaya ahli kuliner dari Yunani.

"wah, ini yang putih-putih apa namanya pak?" gue nanya.
"oh, ini namanya nasi, masa mas-nya gak tau, emang asal sampean dari mana? " bapak itu kaya gak percaya.
"saya dan temen saya lagi penelitian tentang makanan pak, kami dari luar Jawa"
" ooo.. " keliatan si bapak belum percaya.
"disini kebanyakan orang makanannya ini ya pak? sering saya lihat.." sambil nyicip nasi sepiring.
"ia mas, semua orang makan nasi kalau disini.."
'' teksturnya cukup lembut pak, tapi kadang ada padinya" (sambil ngunyah), ini gimana pak proses pengolahannya? " gue pura-pura semakin penasaran.
"pertama harus ada tanah,trus diolah, ditanam padi, dipupuk, disiangi, dipanen, dikumpulin gabahnya, digiling, ditampi, dicuci, dimasak = nasi" dengan sangat lancar pak warteg menjelaskan.

Sesekali gue ngangguk, tanda gue mengerti.

"prosesya panjang ya pak, lah gimana orang dulu nyiapin ini pak, sekarang kan gampang udah pake mesin dan listrik? "
"Sebelum penggilingan padi modern diperkenalkan pada awal abad ke 20, nasi terbuat dari sandal mas"
"Wah, gitu ya pak, apa gak banyak orang meninggal makan sandal? "
"Untuk mengurangi tingkat kematian yang tinggi, pemerintah dulu menyarankan warga untuk bernapas secara teratur"
"oh ya ?!" mata gue terbelalak.
" percaya lagi lo!!" dengan muka gak senang pak warteg natap gue tajam.
" oh cuma bercanda ternyata bapak ini" sahut gue sambil ngelus-ngelus jenggot.
"no coment ah mas. pokoknya yang berbau asal-usul padi-padian, gue males koment. gue gak suka. gua benci. kamu jahat. kamu hanya ingin tubuhku saja kan???!!!!
 #$@&ea6Ia........!!!

Berakhir disitu, gue pergi meninggalkan dunia warteg.
Gak ada sambutan yang pantas untuk orang dengan kantong bolong. Lukanya dalem.
Kalau buat mahasiswa nista kaya gue, lakban menyembuhkan semua luka, kecuali luka dibagian hati. Buat nempel poster Titi Kamal gue pake lakban, ngobatin jempol buntung akibat diinjek oknum saat futsal juga gue pake lakban, tapi untuk yang satu ini hanya uang yang bisa mengobatinya.

Gak cuma dikehidupan sehari-hari, di kuliah juga masalah emang gak pernah ada habisnya,sedang solusinya cuma sedikit.
Gue sama Ipang sering berdebat tentang siapa aja mahasiswa pinter dikelas yang bisa diminta contekan saat ujian.
Banyak yang pintar, tapi biasanya terbatas pada konsentrasi ilmu tertentu saja.
"Bro, ntar kasih tau gue" adalah kalimat paling banyak diucapkan mahasiswa saat menjelang ujian, mengalahkan jumlah doa dan ucapan komat-kamit lainnya.
Memang ujian selalu aja jadi momok, dari playgroup, SD,SMP,SMA,kuliah sampai ujian PNS juga sama, menakutkan bagi orang-orang yang cukup pinter mengetahui dirinya bodoh.
Ujian selalu dan selalu sama dari waktu ke waktu, horor!
Tapi yang selalu ada setiap ujian adalah gue selalu ketemu sama type orang seperti yang satu ini.
Namanya Romli, seorang lelaki paruh baya yang suka pake celana jeans super rapi, sepertinya celananya disetrika pake alat penggiling aspal. Dia seorang pengawas ujian.
Pandangannya setajam mata burung rajawali lagi birahi.
Mukanya bengis, kaya gak ada manis-manisnya gitu, suka moto-moto mahasiswa yang berusaha berbagi dengan temennya. Dari perawakannya, dia sepertinya menguasai 7234 jurus kungfu meringankan badan, dan 300 ribu jurus menghilang, ditambah jurus berpindah tempat dalam sekejap, jurus mabuk dan jurus mengetahui rahasia contekers.
Romli terkenal dengan komitmen dan integritasnya.
Udah banyak kasus percontekan yang berhasil dia ungkap.
Padahal segala macam modus udah dicoba oleh temen-temen satu kelas gue.

Mulai dari Bion yang berdoa biar Romli diberi kantuk dadakan oleh yang Maha kuasa, berhasil! Romli terlihat bersandar di kursinya dengan mata tertutup, pendek kata, dia seperti tertidur.
Dengan kecepatan cahaya, Bion langsung bergerak merogoh-rogoh catetan di saku celana yang udah disiapin kecil-kecil dari kosan.
Kepalanya melongok ke kiri dan ke kanan minta sedekah dari sahabat-sahabat seperjuangan.
Sedang Bion lagi khusyuk nyontek, Romli tau-tau udah berada persis di belakangnya,
"Uhukk.." Bion kaget.
"Pulpen saya tadi jatuh pak, makanya saya nyari-nyari"
Romli diam, mukanya merah padam.
"bapak tadi bukannya tidur? gak apa-apa pak kalau bapak capek tidur aja, kami akan jaga ketertiban" Bion melanjutkan dengan sedikit cairan yang menetes-netes di ujung hidungnya,
"Iya, saya tadi tertidur berkat doa kamu"
Bion terbelalak dan kaget beneran mendengar pengakuan Romli..
"doa apa pak? "
"gak usah pura-pura, kamu tadi berdoa biar saya ngantuk kan? doamu telah saya dengar!"

"Emang lo yang maha kuasa" sahut Bion dalam hati (gue dikasih tau Bion apa yang dia ucapin didalam hatinya saat kejadian berlangsung)

"Ya, sayalah yang maha kuasa di kelas ini saat ujian!! paham??!!!!"
Thats Romli, sampai dalam hati manusia pun dia tau, terimakasih Romli!

Uda juga pernah melakukan salah satu cara menjauhkan pengawas ujian dari mejanya sejauh mungkin.
Cara ini dia dapetin setelah browsing di internet dengan keyword

"Cara Untuk Mengelabui dan Menangkal Sihir Jahat Pengawas Ujian Bernama Romli"

Uda akhirnya naburin garem disekitar meja, biar Romli gak bisa mendekat,katanya.
Bener aje, Romli gak datang ke meja dia, alhasil Uda bisa dengan leluasa melakukan penyontekan tak senonoh itu.
Ujian belum selesai, Uda pergi ke depan mengumpulkan jawaban, Romli memberinya hadiah karena dia yang paling cepet kelar ujian.
Hadiahnya nasi bungkus karet merah.
"ini apa pak? " Uda heran.
"Ini hadiah untuk kamu, karena telah melakukan kecurangan!!! ayo makan nasinya!,lauknya pake garam dimeja kamu!!!"

Begitulah Romli, ceritanya tiada henti, semua cara telah kami lakukan buat menangkal kemampuannya yang setara FBI.
Mulai dari gue yang sengaja menaruh kaos kaki berbau busuk dibawah meja biar sang pengawas gak mendekat, nyatanya gak bekerja sama sekali, malah gue yang pingsan duluan, sadar-sadar gue udah berada di puskesmas .
 Isti juga pernah masang muka manyun khas cewe yang terkekang
"gue butuh kebebasan!"

Di hari perkuliahan biasa juga sama.
Kebanyakan dosen masih seperti guru SMA, yang terlalu mementingkan wibawa.
Mahasiswa tentu saja selalu diposisi yang tidak bisa lebih benar dari dosen.
Saat lagi kuliah, dosen-dosen sepertinya udah pada sepakat bilang bahwa patokan orang pinter adalah Albert Einstein.
Penilaian pinter ini gak jelas ukurannya, Einstein gak pernah menangin game monopoli, tapi kenapa orang-orang berpikir dia begitu pintar?
Ada juga dosen yang  mengaku bisa melihat permukaan Pluto dari jendela kamar tidurnya, dan pada malam yang cerah gue yakin dia bisa melihat pintu surga. Hanya bisa mangut-mangut (bukan ngantuk loh) sampai kuliah kelar.
Biasanya dosen mengakhiri kuliah dengan kata "ada pertanyaan?"
Pada situasi seperti ini, mahasiswa biasanya kompak. "Gak ada pak, semua udah jelas"
Tapi selalu aja ada yang memilih untuk tidak mengikuti mayoritas, biasanya mahasiswa seperti ini adalah penentang istilah suara mayoritas suara tuhan. Namanya Riri.
Riri gak pernah menyia-nyiakan kesempatan berharga seperti ini.
Dikelas gue, dia mahasiswa paling ngeselin dan paling rajin bertanya, tanda-tanda orang gagal paham.
Tapi entah kenapa dosen-dosen senang sama orang seperti ini, tapi sering gak bisa menjawab pertannyaanya.
"Pak, berarti bisa disimpulkan Firaun  adalah satu-satunya warga Mesir yang gak pernah bersin selama hidupnya?"
"Loh kok bisa begitu? ada buktinya? " dosen balik nanya.
"emang ada pak penelitian yang bilang Firaun pernah bersin, ditulis dimana? mana dalilnya?"
"Bukan berarti sampai hal-hal seperti itu harus ditulis, bodoh kok dipelihara!!" pak Dosen kesal.
"lah, gimana sih bapak, hal kecil itu penting! bapak pernah baca gak : "Uh uh, oh .... aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaargh " adalah kata-kata terakhir yang diucapkan oleh Firaun? "

Semua mulut dikelas mingkem.

Gue makin percaya, dari kampus ini bakal lahir calon pemikir yang MENONJOL!!

Semarang, Abad 21

Kita Kuning dan Mengambang



Ini kampus gue,sederhana tapi sangat istimewa.
Gedungnya tiga lantai, dan dicat kuning cerah.
Ada satu toilet untuk seribu mahasiswa, terletak dilantai bawah deket dapur pegawai, dan satu toilet untuk dosen dilantai dua.
Toilet itu mengandung filosofi yang sangat tinggi, menjelaskan secara tersirat bahwa tempat pup mahasiswa gak boleh lebih tinggi dari tempat pup dosen.
Untuk toilet ini, ada peraturan mahasiswa gak boleh nyicip pup di toilet dosen, tapi sebaliknya dosen bisa keluar masuk toilet mahasiswa tanpa perlu bayar boarding pass.
Kampus gue terkenal dengan sebutan kampus Texas, bukan karena ada Ipang yang jadi koboi disana, bukan juga karena banyak kuda binalnya, tapi alasan utamanya adanya karena ditempat ini tidak ada peraturan sama sekali yang membatasi kebebasan berekspresi dan tidak berekspresi.
Yang bikin gue betah berada dikampus hingga hampir enam tahun adalah karena kondisi geografisnya strategis, situasi politiknya kondusif dan kondisi ekonomi yang aman terkendali. Kampus gue terletak di jantung peradaban Undip, dengan sebelah depan berhadapan dengan gedung utama kampus FIB, sebelah belakang ada hutan ilalang dan gedung rektorat, sebelah kanan berbatasan dengan pohon mangga, sebelah kiri dengan FISIP dan Hukum, dua kampus produsen pemudi berkualitas kw super.
Kampus gue termasuk pengusung konsep go green, dengan beberapa pohon didepan gedung dan beberapa dibelakang, kalau  dijumlah.. beberapa + beberapa = sejuk.
Kalo gak salah kampus gue disebut kampus Sejarah, terlihat dari bangunannya yang paling klasik se universitas dan fasilitasnya yang menggambarkan keadaan kampus dijaman Mesir kuno.
Gedungnya yang kecil menggambarkan bahwa kami sangat menjunjung azas kesederhanaan dan keprihatinan dalam menimba ilmu,
Fasilitasnya yang masih akreditasi D menunjukkan keteguhan kampus dalam menjunjung teori bigbang:
( so, There was nothing and nothing happened to nothing and then nothing magically exploded for no reason, creating everything and then a bunch of everything magically rearranged itself for no reason what so ever into self-replicating bits which then turned into dinosaurs ).
Disamping kebaikannya, ada juga kekurangan kampus gue, seperti gak menyediakan ruang tidur siang, sehingga banyak mahasiswa yang sebenarnya membutuhkan tidur siang tapi tidak diberi haknya, akhirnya melampiaskannya dikelas
(Mohon permintaan ini dibahas di parlemen, kemungkinan situasi ini gak cuma ada dikampus gue).


Mahasiswa-mahasiswa disini beragam, merepresentasikan budaya dari seluruh dunia dan Bekasi.

Ada banyak yang datang dari daerah Barat, dari Timur ada sedikit, dan dari Tengah dominan secara kuantitas.
Beberapa dari dosen gue adalah Jawa, beberapa lainya Jawa juga, jadi 100% mereka adalah Jawa. Gak heran kami sebagai mahasiswa luar negeri sangat terbantu beradaptasi dengan bahasa setempat yang sering digunakan beberapa dosen sewaktu mengajar di kelas-kelas.
Ini sangat membantu proses bersilaturahmi, tapi belum diuji manfaatnya pada tingkat pembelajaran dikelas yang memiliki mahasiswa yang heterogen.

Banyak hal yang bisa gue banggain dari jurusan gue ini, diantaranya kami gak ada  praktikum seperti mahasiswa jurusan lain.
Keunggulan lainnya adalah standart lulusan kami yang sangat tinggi dalam hal mencari pekerjaan setelah kuliah.
Banyak perusahaan dan instansi yang tidak melakukan perekrutan terhadap lulusan jurusan gue, mungkin mereka sadar sangat susah mempekerjakan para jenius yang memiliki kemampuan hadir dimasa lalu, ( punya mesin waktu)
Brosur dan selebaran lowongan kerja bertebaran dimana-mana, mencantumkan kebutuhan mereka akan profesional lulusan universitas, biasanya menerima lulusan jurusan apa aja,kecuali jurusan gue. Pilihan para perusahaan ini sangat tepat, apalagi kalau usaha mereka berorientasi masa depan, sangat gak cocok sama gue, yang berorientasi masa lampau.
Untuk itu, sebagai mahasiswa pemikir, gue dan temen-temen gue udah nyiapin masterplan setelah lulus kuliah, (baca: kalau lulus kuliah), yaitu kami akan berserah kepada takdir yang maha kuasa.
Gue gak pernah tau kenapa kami diperlakukan begitu berbeda, kenapa banyak yang memandang seperempat mata terhadap bidang ilmu yang kami tekuni?
Apa kami ke bank pake kunci pas untuk membuka rekening bank?
Apa kami para lulusan kampus barokah ini pergi ke tempat tidur bawa penggaris hanya untuk mengukur lama kami tidur?
Apa kami dididik untuk mengecilkan suara tipi hanya untuk membaca running text tipi itu sendiri?
Apa anak didik jurusan sejarah tipe orang yang menyemprotkan baigon ke dirinya sendiri cuma buat ngusir nyamuk?
Hanya gue, temen-temen gue dan Tuhan yang bisa menjawab. Ini adalah bentuk kurangnya penghargaan di negeri ini terhadap orang yang berdedikasi mencatat dan menjaga memori masa lampau peradaban manusia.
Tapi bukan cuma itu yang bikin gue kesal, kurangnya pemudi yang bening dikampus gue akui memicu kemalasan masuk kuliah. Gak banyak yang bisa dilirik disini.
Kabar burung bilang kalau disebuah tempat gak ada keseimbangan antara energi kebeningan dan energi kebahenolan, maka dipastikan tempat itu akan gersang, gak ngerti juga gue artinya.
Gue juga jadi gak pernah tau kalau gue punya jantung, karena gak pernah berdegup selama dikampus. Pada akhirnya memang gue tau jantung gue ada, saat itu di kampus sebelah ada acara musik mirip dangdut.
Disitu gue dan temen-temen lagi duduk disebuah stan minuman kurang bergizi, tiba-tiba ada seorang pemudi dan temennya berlari-lari kedepan, mendekat kearah  tempat kami duduk. "Bakal deras ini bentar lagi" kata yang satu ke yang lain sambil melihat ke atas,
Belum selesai mereka berbicara,  Duuaarrrrr!" kilat yang dilanjutkan bunyi petir memecah keramaian.
Gue kaget dan jantungan hampir setengah mati, itulah pertama kali jantung gue berdebar di kampus.
Mahasiswa dengan segala bentuknya,dengan berbagai macam gaya hidup, berserakan disini.
Banyak yang serius belajar, banyak yang serius...tidur.
Akhirnya gue tau begitu banyak orang yang lebih pintar dari gue dan juga  begitu banyak orang yang sama bodohnya kaya gue.
Apa yang terjadi disini, udah semestinya demikian. Ilmu, relasi, dan apapun yang menjadi motivasi kesini, itulah yang terpenting.
Bukan kampus yang dibutuhkan seseorang untuk mendapatkan hidup, tapi kampus merupakan satu-satunya tempat yang menyediakan ayam kampus.

Semarang, abad 21.

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com