2D berarti 2 Dimensi, hitam-putih -- (Manusia) 2D melihat dunia sebagai hitam dan putih, mereka tidak memiliki ketertarikan kepada kemungkinan diluar kedua dimensi itu.
2D juga merupakan analogi untuk orang dengan IQ dibawah 2 Digit, kemampuan analisis mereka rendah, dan sering disebut sebagai sumbu pendek.
Ciri-ciri sifat dan perilaku mereka :
- Menyalahkan dan mengkritik orang lain,gampang mengamuk, dan menakutkan bagi orang di sekitar.
- Secara emosional tidak stabil. Mereka selalu berfikir bahwa orang lain tidak peduli dan tidak mendengarkan mereka.
- Rasa sakit mereka adalah kesalahan dan tanggung jawab orang lain.
- Merendahkan ketika orang lain tidak memenuhi standar ego mereka yang sangat tinggi.
- Tidak merasa bersalah atas kebohongan yang mereka katakan, percaya diri seolah-olah sedang bicara kebenaran. (Seiring waktu kemungkinan menjadi pembohong ulung)
- Fasih dengan banyak kata-kata yg baik tetapi tidak ada substansi alias dangkal.
- Bergantung pada mimikri, untuk meyakinkan orang lain bahwa ia baik.
- Penuh kecurigaan,berprasangka yang mendalam (misalnya terhadap budaya dan keyakinan orang)
- Menampilkan arogansi, merasa superior dan paling berhak serta merasa kebal hukum.
- Melancarkan serangan terhadap karakter pribadi, membatasi hak berbicara orang lain tapi agresif menyerang (standar ganda).
- Suka mengalihkan satu topik ke topik lain sehingga lawan tidak pernah punya obrolan yang tepat dan fokus.
- Menolak untuk lebih spesifik dan tidak pernah memberikan jawaban langsung.
- Memiliki kemampuan mengelak dan lari dari substansi pembicaraan.
- Melemahkan dan menghancurkan siapa saja yang dianggap sebagai pengganggu dan langsung menjadikannya sebagai musuh dan ancaman potensial.
- Mahir menciptakan konflik.
- Suka meremehkan, merendahkan, dan mendiskreditkan siapa pun, lembaga apapun.
- Meracuni pikiran orang dengan memanipulasi persepsi masyarakat.
- Sombong, angkuh, sewenang-wenang, dan sok-tahu.
- Sering narsis dan suka mencari perhatian, merasa perlu untuk menggambarkan diri sebagai figur baik dan peduli.
- Suka melakukan intimidasi, agresi, dan tipu daya.
- Tidak mengerti semantik, salah tafsir dan gak paham satir.
- Memaksakan realitas palsu pada orang lain.
- Sangat suka teori konspirasi dan hoax yang memutarbalikkan kebenaran.
- Memiliki nafsu serakah dan cinta diri secara berlebihan.
- Tidak mampu merespon gerakan positif,
- Sangat suka teori konspirasi dan hoax yang memutarbalikkan kebenaran.
- Memiliki nafsu serakah dan cinta diri secara berlebihan.
- Tidak mampu merespon gerakan positif,
- Melihat siapa saja yang berusaha untuk damai sebagai mangsa untuk dieksploitasi.
- Menggunakan kata-kata penghinaan, keras kepala, dan membenci orang yang lebih kompeten dari mereka.
- Menuduh, menggunakan gosip untuk menusuk, menyebar rumor untuk melemahkan dan mengisolasi.
- Ingin dipercaya tapi tidak mempercayai orang lain
- Membungkus dirinya sendiri dalam komplotan rahasia, faksi, atau geng.
- Dendam, merasa puas saat memprovokasi orang, tapi cepat untuk mengklaim diprovokasi oleh orang lain ketika ditantang.
- Memiliki fokus jangka pendek dan sering tidak dapat berpikir atau merencanakan atau mengingat apa yang mereka katakan 24 jam yang lalu, tapi selalu mampu mengingat kesalahan orang bahkan 240 tahun yang lalu.
- Menggertak, mengancam, tetapi ketika ditantang secara spontan akan membuat alasan-alasan.
- Keterampilan komunikasi buruk, pergaulan sosial kaku. sering menirukan ungkapan mode atau jargon terbaru.
Tujuan :
-Parade kekuatan, kontrol, dominasi dan penaklukan.
-Kepentingan pribadi dan golongan,
Jenis :
#2D Ekstrovert:
- Cenderung lantang dan menikmati dirinya terkenal.
- Merasa karismatik karena mampu 'menyihir' banyak orang.
- Cenderung lantang dan menikmati dirinya terkenal.
- Merasa karismatik karena mampu 'menyihir' banyak orang.
- Sangat antusias merusak kesenangan orang, mencari-cari kesalahan, mencemooh ide-ide dan saran orang lain.
- Sering menggunakan pujian palsu untuk membuat mereka kelihatan baik,
- Sering sarkastis, terutama dalam konteks di mana sarkasme tidak pantas dan kelihatan merendahkan.
- Menunjukkan kemarahan, terutama ketika ditantang.
- Berpura-pura menjadi korban saat dimintai pertanggungjawaban dengan mengklaim mereka sedang ditindas dan dilecehkan.
- Melakukan apa saja agar selalu berada dalam sorotan (Fokus hidup mereka adalah menjadi pusat perhatian)
#2D Introvert:
- Pendiam, paling berbahaya, cenderung untuk berada dibelakang layar dan merekrut orang lain untuk melakukan intimidasi baginya.
- Sering menggunakan pujian palsu untuk membuat mereka kelihatan baik,
- Sering sarkastis, terutama dalam konteks di mana sarkasme tidak pantas dan kelihatan merendahkan.
- Bermuka dua dan tidak konsisten, sering mengesampingkan, mengabaikan atau menyangkal apa yang mereka katakan sebelumnya
- Cerewet dan obsesinya berlebihan,
- Menggunakan sanjungan dan kebohongan untuk menggaet/menjaga orang dalam 'lingkungannya'
- Melihat orang sebagai objek (sama dengan pemerkosa yang melihat target mereka sebagai obyek untuk kepuasan mereka)
- Sering menampilkan perilaku yang keliru, terutama dengan gerakan atau komentar yang membahas referensi seksual.
- Tidak menunjukkan penyesalan.
- Tidak menunjukkan penyesalan.
- Membentuk/bergabung dengan komunitas tertentu, terlihat sibuk tetapi tidak pernah mencapai/menghasilkan sesuatu secara signifikan.
- Ketidakmampuan atau keengganan untuk belajar dari pengalaman masa lalu.
- Eksploitatif, menjengkelkan, dan sangat oportunis.
- Suka menjadi pusat perhatian.
- Manipulatif : Overfriendly dengan target, terutama pada tahap awal 'hubungan'
- Eksploitatif, menjengkelkan, dan sangat oportunis.
- Suka menjadi pusat perhatian.
- Manipulatif : Overfriendly dengan target, terutama pada tahap awal 'hubungan'
- Menunjukkan kemarahan, terutama ketika ditantang.
- Berpura-pura menjadi korban saat dimintai pertanggungjawaban dengan mengklaim mereka sedang ditindas dan dilecehkan.
- Melakukan apa saja agar selalu berada dalam sorotan (Fokus hidup mereka adalah menjadi pusat perhatian)
#2D Introvert:
- Pendiam, paling berbahaya, cenderung untuk berada dibelakang layar dan merekrut orang lain untuk melakukan intimidasi baginya.
- Memiliki kebencian sosial, seperti kebencian terhadap etnis, agama, orang cacat, dll.
- Memiliki kebencian terhadap kelompok tertentu, seperti pengusaha, dokter, guru, politikus.
- Imajinatif tapi tidak memiliki keterampilan kreativitas dan inovasi.
- Amatir, tapi merasa lebih baik dari orang lain,
- Tak kenal ampun, cepat marah.
- Memanipulasi dan mengontrol mindset orang melalui simpati.
- Upaya humor sering dangkal dan superfisial.
- Merasa tidak aman, melihat orang lain sebagai ancaman (paranoid)
- Argumen bergantung copas pada memo, email, portal yang tidak jelas, blog/website dongeng' (pihak ketiga) beserta strategi lain untuk menghindari kontak tatap muka.
- Tidak memiliki keterampilan mendengarkan, hanya kemampuan mengabaikan dan selalu mengesampingkan lawan; seperti berbicara dengan tembok.
- Menampilkan kepatuhan berlebihan pada prosedur dan aturan-aturan kaku.
- Lebih suka untuk tidak memecahkan masalahnya sendiri sehingga dapat digunakan kembali untuk mendapatkan simpati dan perhatian.
- Mengeksploitasi penderitaan dan kesedihan orang lain sebagai kendaraan untuk mendapatkan perhatian
- Mengasihani diri sendiri.
- Mudah terprovokasi, Tidak menyadarinya saat melakukan hal yang sama.
- Menyajikan korban palsu saat mengecoh orang-orang.
WANNABEE
- Gila Hormat.
- Mindset : menipu orang.
- Mirip dengan pencari perhatian.
- Mengklaim diri seorang x karena : (1) dekat dengan x, (2) bekerja bersama x, dan (3) menyediakan layanan untuk x, padahal tidak memiliki kemampuan dan kompetensi yang memenuhi syarat x.
- Tidak mampu/tidak mau menerapkan pengetahuan dan pengalaman, tapi mencurahkan waktu dan energi untuk meningkatkan keterampilan menipu, manipulasi, klaim palsu, melakukan penolakan dan proyeksi.
- Mengkritik,mengutuk,merugikan dan memiliki rasa iri dan kecemburuan terhadap orang yang mencapai sesuatu yang tidak bisa ia capai.
- Menentang setiap ide, saran, pendapat, dan kontribusi tetapi tidak memiliki konsep dan ide.
- Merasa superior dan paling ber-hak karena mereka melayani 'pemain' yang lebih tinggi.
- Mudah terprovokasi
- Mahir menulis ulang sejarah untuk menggambarkan diri yang paling kompeten, profesional dan sukses, terlepas dari beberapa saksi dan bukti yang bertentangan.
- Suka membandingkan dua objek dengan satu referensi (satu sudut pandang)
- Kebingungan ; ketidakmampuan untuk memahami apa yang diucapkan orang lain.
- Suka membandingkan dua objek dengan satu referensi (satu sudut pandang)
- Kebingungan ; ketidakmampuan untuk memahami apa yang diucapkan orang lain.
JONROEISTIK
- Menganggap diri ahli
- Menganggap diri majikan karena menghasilkan uang, status dll.
- Mengejar tujuan tanpa biaya
- Punya kelebihan dibidang fokus.
- Gila kontrol.
- Melindungi dan mempromosikan musuh masyarakat.
- Sering mengkhianati mereka yang sebelumnya disukai, terutama ketika orang tersebut mulai menunjukkan kemandirian berpikir dan bertindak, atau mengkhianati orang saat orang tsb menerima lebih banyak perhatian/menjadi lebih populer (tidak suka orang-orang di sekitarnya mendapatkan perhatian lebih dari yang ia dapatkan).
- Sering mengkhianati mereka yang sebelumnya disukai, terutama ketika orang tersebut mulai menunjukkan kemandirian berpikir dan bertindak, atau mengkhianati orang saat orang tsb menerima lebih banyak perhatian/menjadi lebih populer (tidak suka orang-orang di sekitarnya mendapatkan perhatian lebih dari yang ia dapatkan).
- Cenderung melampiaskan amarah dengan mengamuk ketika sesuatu tidak berjalan dengan baik atau tidak bisa mendapatkan yang ia inginkan dengan caranya.
- Cerdas tetapi tidak memiliki hikmat dan akal sehatnya tipis.
- Tidak bertanggung jawab atas perilakunya sendiri.
- Menyalahkan orang lain untuk kekurangan sendiri.
- Biasanya sangat rapi dalam beberapa hal (berpakaian, makan , dll)
- Terorganisir (perfeksionis)
- Memiliki ide-ide stereotip tentang gender (meskipun ini tidak dapat dinyatakan secara sadar)
- Suka membuat asumsi tentang pengalaman orang lain '
- Suka menyimpang dari aturan-aturan sosial.
- Menunjukkan beberapa gejala yang mirip dengan autisme (meskipun orang autis cenderung pemalu, introspektif dan tidak memiliki keterampilan manipulatif)
- Sering menempatkan pekerjaan atau bisnis di atas segalanya (termasuk mengorbankan hubungan dan keluarga)
- Suka dengan permainan kekuasaan, (misalnya meninggalkan ruangan ketika seseorang berbicara, atau pura-pura tidak mendengar dan terus-menerus meminta seseorang untuk mengulangi apa yang baru saja mereka katakan)
- Melihat orang sebagai objek (ini menunjukkan perilaku ingin mengendalikan orang lain)
- Menganggap diri superior dan di atas hukum / aturan / peraturan ( tapi berlaku untuk orang lain)
- Menggunakan denial sebagai mekanisme pertahanan.
- Sangat berhasil memanipulasi persepsi dan emosi masyarakat (menempatkan orang pada situasi terjebak, misalnya rasa bersalah dan kemarahan)
- Memiliki lisan ekstrim dan dapat mengecoh siapa pun dalam konflik.
- Mendukung/menyanjung/menjilat orang-orang untuk kelangsungan hidup dengan membuat mereka merasa istimewa, dengan demikian orang2 tersebut merasa berkewajiban untuk membalas dengan dukungan dan perlindungan (orang-orang ini menjadi semakin rentan terhadap manipulasi lebih lanjut, kemudian terjebak sebagai pion dalam permainan pada level yang lebih tinggi)
- Kemungkinan dikelilingi oleh orang-orang yang 'merasa' menjadi sasaran kontrol, korban ketidak adilan, dll, sehingga mereka mulai menunjukkan perilaku gangguan disfungsional ; seperti cemberut, agresif, defensif, bermusuhan, pembalasan, kontraproduktif atau sektarian.
- Memiliki kelebihan mempengaruhi orang untuk menolak, mengingkari, dan melakukan serangan terhadap hal-hal yang telah dipersiapkan dibalik layar.
- Memiliki kelebihan mempengaruhi orang untuk menolak, mengingkari, dan melakukan serangan terhadap hal-hal yang telah dipersiapkan dibalik layar.
- Menciptakan lingkungan 'hampa' di mana orang2 jadi tidak menyadari kebodohan dan absurditas fikir, sehingga terjadi penolakan mereka ketika disajikan realitas sesuai fakta-fakta.
- Terampil mengidentifikasi, merusak, mendiskreditkan, dan menghancurkan siapa saja yang yang mencoba untuk mengidentifikasi/mengungkapkan/mengekspos/ jati diri dibalik topengnya.
- Setiap saat membatasi tindakan dan hak orang lain sementara ia sangat agresif melindungi haknya.
- Mengejar dendam tak berujung terhadap siapa pun yang dirasakan sebagai ancaman
- Mahir memanfaatkan dorongan naluriah setiap orang (menggunakan mereka) sebagai instrumen atau agen.
- Tidak memahami semantik, dan dengan demikian tidak dapat memahami metafora, hiperbola, ironi, satir.
- Suka mencari/menikmati dan bergantung pada praktik-praktik ritual.
- Menunjukkan perilaku parasit,
- Nol empati, benar-benar tanpa hati nurani,
- Tanpa penyesalan dan rasa bersalah.
- Tanpa penyesalan dan rasa bersalah.
- Ingin menikmati manfaat dari hidup di dunia orang dewasa, tetapi tidak mampu dan tidak mau menerima tanggung jawab orang dewasa.
- Mampu mengatakan apa yang ingin didengarkan orang lain.
- Menyihir siapa saja yang memiliki kerentanan psikologis dan mental.
- Jonroeisme mendapat keuntungan dari memprovokasi/menciptakan konflik permusuhan dan saling menghancurkan berupa kepuasan melihat kesusahan orang lain, karena ini berhubungan dengan mental disease,selain itu Jonroeisme sering mendapat keuntungan materi yang membuatnya semakin obsesif dan kecanduan.
Aturan 2D :
a) Denial: Tukang menyangkal semuanya.
Pelepasan tanggung jawab dan upaya untuk mengalihkan perhatian dengan menggunakan konsiliasi palsu.
b) Anti-kritik dan suka menuduh-balik,
Berbohong, menipu, bermuka dua dan menyalahkan adalah keunggulan mereka.
Tujuannya adalah untuk menghindar dari menjawab pertanyaan (menghindari menerima tanggung jawab atas perilaku mereka)
Seringkali target tergoda (atau 'dipaksa') agar memberi penjelasan lain yang panjang untuk membuktikan bahwa dugaan itu hanya intimidasi palsu; pada saat penjelasan selesai, semua orang telah melupakan pertanyaan awal. Biasanya disampaikan dengan agresif berkedok ketegasan.
Tujuannya adalah untuk menghindar dari menjawab pertanyaan (menghindari menerima tanggung jawab atas perilaku mereka)
Seringkali target tergoda (atau 'dipaksa') agar memberi penjelasan lain yang panjang untuk membuktikan bahwa dugaan itu hanya intimidasi palsu; pada saat penjelasan selesai, semua orang telah melupakan pertanyaan awal. Biasanya disampaikan dengan agresif berkedok ketegasan.
c) Pura-pura sebagai korban:
Kalau cara diatas tidak bisa dipakai, maka 2D akan berpura-pura menjadi korban penganiayaan dengan memanipulasi orang melalui emosi mereka; seperti mengasihani diri sendiri, berpura-pura "hancur", mengklaim mereka yang ditindas/dilecehkan, mengaku "sangat tersinggung" dan melodrama (untuk menggambarkan diri mereka sebagai pihak yang dirugikan dan target sebagai penjahatnya)
Kalau cara diatas tidak bisa dipakai, maka 2D akan berpura-pura menjadi korban penganiayaan dengan memanipulasi orang melalui emosi mereka; seperti mengasihani diri sendiri, berpura-pura "hancur", mengklaim mereka yang ditindas/dilecehkan, mengaku "sangat tersinggung" dan melodrama (untuk menggambarkan diri mereka sebagai pihak yang dirugikan dan target sebagai penjahatnya)
0 komentar:
Posting Komentar