Rabu, 15 Juli 2015

Pemuda dan Lontong Tenaga Dalam


Udah tanggal 28, kiriman belum datang..
Mau ngutang gak berani, yang kemaren belum dibayar. Mau minjem sama temen, kita temenan cuma sampai tanggal 27...
Ya ginilah gue, pemuda paling sering kelaparan tanpa sengaja, (karena kalau sengaja itu namanya puasa).
Ujung-ujungnya sih gue tinggal tidur aja kalau perut gue udah keroncongan, berharap gue makan enak didalam mimpi nanti.

Gue sedang tertidur,
 zzzz...
"Lek, ayo makan.."
zzzz...
"WOI LONTONG!! AYO MAKAN!!! GUE PUNYA REZEKIII!!!"
Gue bangun, di hadapan gue udah ada sesosok temen gue, Ipang.
Tanpa berlama-lama, gue langsung salto dari kasur.
"Lets go bro!"

Ipang temen gue, dari kecil udah gede, lahir di Lampung, dan suka ke Indomaret.
Banyak waktu yang gue habisin sama lelaki berperawakan Afhganistan-Haiti ini.
Dari semester satu gue udah bahu-membahu bersama dia menghadapi sengitnya gempuran para pemudi di Tembalang dan sekitarnya.
Dia termasuk orang pertama yang mengemukakan teori cipaganti, cium-pake-ganti.
Teori ini berlaku untuk merek-merek rokok yang lagi ngetren dikalangan mahasiswa tuna finansial seperti kami.
Gue belajar banyak dari beliau dalam hal menemukan celah dan kelemahan para pemudi yang menutup diri, agar  bersedia menandatangani dokumen penyerahan hati.

Seperti hari itu, Selasa kliwon, di akhir bulan September yang musim hujan.
Uang udah  mencapai limit Rp 0 , warteg dan burjo udah pada gak bersahabat, emosi jadi susah dikendalikan.
Untung ada Ipang, atau untung ada gue, biasanya seperti itu.
Lagi-lagi kami harus memeras otak buat menemukan sesuatu yang bisa dikonsumsi.
Kadang-kadang gue harus pura-pura jadi wartawan kuliner, seperti si maknyus yang di tipi-tipi. Modal sebuah handycam jadul, rompi dan sebuah topi sutradara, gue dan ipang pergi ke warung-warung.
Kami pura-pura baru pertama mengenal nasi, biar kaya ahli kuliner dari Yunani.

"wah, ini yang putih-putih apa namanya pak?" gue nanya.
"oh, ini namanya nasi, masa mas-nya gak tau, emang asal sampean dari mana? " bapak itu kaya gak percaya.
"saya dan temen saya lagi penelitian tentang makanan pak, kami dari luar Jawa"
" ooo.. " keliatan si bapak belum percaya.
"disini kebanyakan orang makanannya ini ya pak? sering saya lihat.." sambil nyicip nasi sepiring.
"ia mas, semua orang makan nasi kalau disini.."
'' teksturnya cukup lembut pak, tapi kadang ada padinya" (sambil ngunyah), ini gimana pak proses pengolahannya? " gue pura-pura semakin penasaran.
"pertama harus ada tanah,trus diolah, ditanam padi, dipupuk, disiangi, dipanen, dikumpulin gabahnya, digiling, ditampi, dicuci, dimasak = nasi" dengan sangat lancar pak warteg menjelaskan.

Sesekali gue ngangguk, tanda gue mengerti.

"prosesya panjang ya pak, lah gimana orang dulu nyiapin ini pak, sekarang kan gampang udah pake mesin dan listrik? "
"Sebelum penggilingan padi modern diperkenalkan pada awal abad ke 20, nasi terbuat dari sandal mas"
"Wah, gitu ya pak, apa gak banyak orang meninggal makan sandal? "
"Untuk mengurangi tingkat kematian yang tinggi, pemerintah dulu menyarankan warga untuk bernapas secara teratur"
"oh ya ?!" mata gue terbelalak.
" percaya lagi lo!!" dengan muka gak senang pak warteg natap gue tajam.
" oh cuma bercanda ternyata bapak ini" sahut gue sambil ngelus-ngelus jenggot.
"no coment ah mas. pokoknya yang berbau asal-usul padi-padian, gue males koment. gue gak suka. gua benci. kamu jahat. kamu hanya ingin tubuhku saja kan???!!!!
 #$@&ea6Ia........!!!

Berakhir disitu, gue pergi meninggalkan dunia warteg.
Gak ada sambutan yang pantas untuk orang dengan kantong bolong. Lukanya dalem.
Kalau buat mahasiswa nista kaya gue, lakban menyembuhkan semua luka, kecuali luka dibagian hati. Buat nempel poster Titi Kamal gue pake lakban, ngobatin jempol buntung akibat diinjek oknum saat futsal juga gue pake lakban, tapi untuk yang satu ini hanya uang yang bisa mengobatinya.

Gak cuma dikehidupan sehari-hari, di kuliah juga masalah emang gak pernah ada habisnya,sedang solusinya cuma sedikit.
Gue sama Ipang sering berdebat tentang siapa aja mahasiswa pinter dikelas yang bisa diminta contekan saat ujian.
Banyak yang pintar, tapi biasanya terbatas pada konsentrasi ilmu tertentu saja.
"Bro, ntar kasih tau gue" adalah kalimat paling banyak diucapkan mahasiswa saat menjelang ujian, mengalahkan jumlah doa dan ucapan komat-kamit lainnya.
Memang ujian selalu aja jadi momok, dari playgroup, SD,SMP,SMA,kuliah sampai ujian PNS juga sama, menakutkan bagi orang-orang yang cukup pinter mengetahui dirinya bodoh.
Ujian selalu dan selalu sama dari waktu ke waktu, horor!
Tapi yang selalu ada setiap ujian adalah gue selalu ketemu sama type orang seperti yang satu ini.
Namanya Romli, seorang lelaki paruh baya yang suka pake celana jeans super rapi, sepertinya celananya disetrika pake alat penggiling aspal. Dia seorang pengawas ujian.
Pandangannya setajam mata burung rajawali lagi birahi.
Mukanya bengis, kaya gak ada manis-manisnya gitu, suka moto-moto mahasiswa yang berusaha berbagi dengan temennya. Dari perawakannya, dia sepertinya menguasai 7234 jurus kungfu meringankan badan, dan 300 ribu jurus menghilang, ditambah jurus berpindah tempat dalam sekejap, jurus mabuk dan jurus mengetahui rahasia contekers.
Romli terkenal dengan komitmen dan integritasnya.
Udah banyak kasus percontekan yang berhasil dia ungkap.
Padahal segala macam modus udah dicoba oleh temen-temen satu kelas gue.

Mulai dari Bion yang berdoa biar Romli diberi kantuk dadakan oleh yang Maha kuasa, berhasil! Romli terlihat bersandar di kursinya dengan mata tertutup, pendek kata, dia seperti tertidur.
Dengan kecepatan cahaya, Bion langsung bergerak merogoh-rogoh catetan di saku celana yang udah disiapin kecil-kecil dari kosan.
Kepalanya melongok ke kiri dan ke kanan minta sedekah dari sahabat-sahabat seperjuangan.
Sedang Bion lagi khusyuk nyontek, Romli tau-tau udah berada persis di belakangnya,
"Uhukk.." Bion kaget.
"Pulpen saya tadi jatuh pak, makanya saya nyari-nyari"
Romli diam, mukanya merah padam.
"bapak tadi bukannya tidur? gak apa-apa pak kalau bapak capek tidur aja, kami akan jaga ketertiban" Bion melanjutkan dengan sedikit cairan yang menetes-netes di ujung hidungnya,
"Iya, saya tadi tertidur berkat doa kamu"
Bion terbelalak dan kaget beneran mendengar pengakuan Romli..
"doa apa pak? "
"gak usah pura-pura, kamu tadi berdoa biar saya ngantuk kan? doamu telah saya dengar!"

"Emang lo yang maha kuasa" sahut Bion dalam hati (gue dikasih tau Bion apa yang dia ucapin didalam hatinya saat kejadian berlangsung)

"Ya, sayalah yang maha kuasa di kelas ini saat ujian!! paham??!!!!"
Thats Romli, sampai dalam hati manusia pun dia tau, terimakasih Romli!

Uda juga pernah melakukan salah satu cara menjauhkan pengawas ujian dari mejanya sejauh mungkin.
Cara ini dia dapetin setelah browsing di internet dengan keyword

"Cara Untuk Mengelabui dan Menangkal Sihir Jahat Pengawas Ujian Bernama Romli"

Uda akhirnya naburin garem disekitar meja, biar Romli gak bisa mendekat,katanya.
Bener aje, Romli gak datang ke meja dia, alhasil Uda bisa dengan leluasa melakukan penyontekan tak senonoh itu.
Ujian belum selesai, Uda pergi ke depan mengumpulkan jawaban, Romli memberinya hadiah karena dia yang paling cepet kelar ujian.
Hadiahnya nasi bungkus karet merah.
"ini apa pak? " Uda heran.
"Ini hadiah untuk kamu, karena telah melakukan kecurangan!!! ayo makan nasinya!,lauknya pake garam dimeja kamu!!!"

Begitulah Romli, ceritanya tiada henti, semua cara telah kami lakukan buat menangkal kemampuannya yang setara FBI.
Mulai dari gue yang sengaja menaruh kaos kaki berbau busuk dibawah meja biar sang pengawas gak mendekat, nyatanya gak bekerja sama sekali, malah gue yang pingsan duluan, sadar-sadar gue udah berada di puskesmas .
 Isti juga pernah masang muka manyun khas cewe yang terkekang
"gue butuh kebebasan!"

Di hari perkuliahan biasa juga sama.
Kebanyakan dosen masih seperti guru SMA, yang terlalu mementingkan wibawa.
Mahasiswa tentu saja selalu diposisi yang tidak bisa lebih benar dari dosen.
Saat lagi kuliah, dosen-dosen sepertinya udah pada sepakat bilang bahwa patokan orang pinter adalah Albert Einstein.
Penilaian pinter ini gak jelas ukurannya, Einstein gak pernah menangin game monopoli, tapi kenapa orang-orang berpikir dia begitu pintar?
Ada juga dosen yang  mengaku bisa melihat permukaan Pluto dari jendela kamar tidurnya, dan pada malam yang cerah gue yakin dia bisa melihat pintu surga. Hanya bisa mangut-mangut (bukan ngantuk loh) sampai kuliah kelar.
Biasanya dosen mengakhiri kuliah dengan kata "ada pertanyaan?"
Pada situasi seperti ini, mahasiswa biasanya kompak. "Gak ada pak, semua udah jelas"
Tapi selalu aja ada yang memilih untuk tidak mengikuti mayoritas, biasanya mahasiswa seperti ini adalah penentang istilah suara mayoritas suara tuhan. Namanya Riri.
Riri gak pernah menyia-nyiakan kesempatan berharga seperti ini.
Dikelas gue, dia mahasiswa paling ngeselin dan paling rajin bertanya, tanda-tanda orang gagal paham.
Tapi entah kenapa dosen-dosen senang sama orang seperti ini, tapi sering gak bisa menjawab pertannyaanya.
"Pak, berarti bisa disimpulkan Firaun  adalah satu-satunya warga Mesir yang gak pernah bersin selama hidupnya?"
"Loh kok bisa begitu? ada buktinya? " dosen balik nanya.
"emang ada pak penelitian yang bilang Firaun pernah bersin, ditulis dimana? mana dalilnya?"
"Bukan berarti sampai hal-hal seperti itu harus ditulis, bodoh kok dipelihara!!" pak Dosen kesal.
"lah, gimana sih bapak, hal kecil itu penting! bapak pernah baca gak : "Uh uh, oh .... aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaargh " adalah kata-kata terakhir yang diucapkan oleh Firaun? "

Semua mulut dikelas mingkem.

Gue makin percaya, dari kampus ini bakal lahir calon pemikir yang MENONJOL!!

Semarang, Abad 21

0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com